CONTOH PROPOSAL TELEKOMUNIKASI
NAMA KELOMPOK :
AGUNG WICAKSONO (10112380)
APRILIAN HANANSYAH (11112017)
M.ILHAM GOZALI (14112797)
RIFQI NURFADHILLAH (16112356)
REDHA PUTRA (1B114943)
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pada zaman yang semakin modern ini, perkembangan teknologi semakin canggih dan banyak diminati, yang salah satunya adalah alat telekomunikasi. Dengan harga alat telekomunikasi yang semakin murah, membuat banyak orang yang menggunakannya. Alat tersebut sudah menjadi suatu kebutuhan bagi setiap orang, karena kegunaannya yang membuat efektif dan efisien dalam berkomunikasi dan pengerjaan sesuatu.
Dari alat telekomunikasi tersebut, tidak akan terlepas dari operator yang digunakan. Perusahaan operator telekomunikasi selular gencar untuk melakukan promosi-promosi yang menarik dalam segala layanannya, seperti dari tarif telepon, sms, koneksi internet, e-banking dan lain-lain. Perusahaan operator telekomunikasi terdiri dari jaringan GSM dan CDMA. Di Indonesia, operator selular yang menggunakan jaringan GSM yaitu Telkomsel, Indosat (IM3, Indosat Mentari dan Indosat Matrix), XL Axiata, Natrindo (Axis) dan Hutchison (Three) sedangkan operator dengan jaringan CDMA yaitu Bakrie Telecom (Esia), Indosat (StarOne), Mobile-8 (Fren, Hepi dan Mobi), Sampoerna Telekom (Ceria), Smart Telecom (Smart), Telkom (Flexi).
Maraknya promosi yang dilakukan operator telekomunikasi, membuat penulis ingin mengetahui keadaan keuangan diantara perusahaan operator selular tersebut. Dalam penulisan ilmiah ini, penulis akan menganalisis perusahaan-perusahaan operator telekomunikasi di Indonesia yang go public.
Laporan keuangan merupakan alat pengukur bagi keadaan atau posisi keuangan suatu perusahaan dari periode satu ke periode berikutnya atau membandingkan dengan perusahaan lain yang sejenis dan mempunyai peran penting bagi pihak luar yaitu kreditor dan investor. Diantara kedua perusahaan tersebut, penulis ingin mengetahui perusahaan mana yang memiliki kinerja keuangan yang lebih baik atau sehat.
Dalam hal ini, penulis akan menilai kinerja keuangan perusahaan operator telekomunikasi selular tersebut dengan menggunakan metode Rasio Keuangan. Metode itu sendiri merupakan metode yang digunakan untuk menilai kinerja keuangan suatu perusahaan dengan menggunakan beberapa rasio yaitu diantaranya rasio likuiditas, solvabilitas (leverage), aktivitas dan rentabilitas.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka untuk mempermudah pembahasan, penulis merumuskan permasalahan tersebut sebagai berikut:
a. Apakah Current Ratio berpengaruh secara signifikan terhadap Return On Assets pada perusahaan telekomunikasi yang go publik?
b. Apakah Debt to Asset Ratio berpengaruh secara signifikan terhadap Return On Assets pada perusahaan telekomunikasi yang go publik?
c. Apakah Debt to Equity Ratio berpengaruh secara signifikan terhadap Return On Assets pada perusahaan telekomunikasi yang go publik?
d. Apakah Total Asset Turnover berpengaruh secara signifikan terhadap Return On Assets pada perusahaan telekomunikasi yang go publik?
e. Apakah Net Profit Margin berpengaruh secara signifikan terhadap Return On Assets pada perusahaan telekomunikasi yang go publik?
f. Apakah Return On Investment berpengaruh secara signifikan terhadap Return On Assets pada perusahaan telekomunikasi yang go publik?
g. Apakah Current Ratio, Debt to Asset Ratio, Debt to Equity Ratio , Total Asset Turnover, Net Profit Margin dan Return On Investment secara keseluruhan berpengaruh signifikan terhadap Return On Assets pada perusahaan telekomunikasi yang go publik?
1.3 Batasan Masalah
Agar pokok permasalahan dalam penulisan ilmiah ini tidak melebar terlalu jauh, maka penulis membatasi masalah hanya data laporan keuangan triwulan dari tahun 2007 s/d tahun 2011 pada beberapa perusahaan operator telekomunikasi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
1.4 Tujuan Penelitian
Berdasarkan uraian perumusan masalah diatas, maka tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut :
a. Untuk menganalisis Current Ratio berpengaruh secara signifikan terhadap Return On Assets pada perusahaan telekomunikasi yang go publik?
b. Untuk menganalisis Debt to Asset Ratio berpengaruh secara signifikan terhadap Return On Assets pada perusahaan telekomunikasi yang go publik?
c. Untuk menganalisis Debt to Equity Ratio berpengaruh secara signifikan terhadap Return On Assets pada perusahaan telekomunikasi yang go publik?
d. Untuk menganalisis Total Asset Turnover berpengaruh secara signifikan terhadap Return On Assets pada perusahaan telekomunikasi yang go publik?
e. Untuk menganalisis Net Profit Margin berpengaruh secara signifikan terhadap Return On Assets pada perusahaan telekomunikasi yang go publik?
f. Untuk menganalisis Return On Investment berpengaruh secara signifikan terhadap Return On Assets pada perusahaan telekomunikasi yang go publik?
g. Untuk menganalisis Current Ratio, Debt to Asset Ratio, Debt to Equity Ratio , Total Asset Turnover, Net Profit Margin dan Return On Investment berpengaruh secara signifikan terhadap Return On Assets pada perusahaan telekomunikasi yang go publik?
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Jenis dan Sumber Penelitian
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data dokumenter yaitu jenis data yang dikumpulkan, diolah dan disajikan oleh pihak lain, yang biasanya dalam bentuk publikasi atau jurnal.
Dalam melakukan penelitian ini penulis memperoleh data dari sumber data sekunder yaitu laporan keuangan yang diterbitkan oleh perusahaan telekomunikasi yang tercatat di Bursa Efek Indonesia.
3.2 Dimensi Waktu Penelitian
Waktu penelitian yang dipakai dalam penelitian ini adalah laporan keuangan triwulan perusahaan telekomunikasi dari periode tahun 2007 sampai dengan tahun 2011.
3.3 Variabel Penelitian
Variabel penelitian adalah suatu atribut atau sifat dari orang, obyek atau kegiatan yang memiliki variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2007). Berkaitan dengan penelitian ini, variabel penelitian yang terdiri dari variabel dependen dan variabel independen diuraikan sebagai berikut :
1. Variabel Dependen
Merupakan variabel yang menjadi pusat perhatian peneliti (Ferdinand, 2006). Variabel dependen yaitu variabel yang nilainya dipengaruhi oleh variabel independen. Yang dijadikan sebagai variabel dependen dalam penelitian ini adalah Return on Assets (Y).
2. Variabel Independen
merupakan variabel yang mempengaruhi variabel dependen, baik yang pengaruhnya positif maupun yang pengaruhnya negatif (Ferdinand, 2006). Variabel independen dalam penelitian ini terdiri dari :
· Current Asset (X1)
· Debt to Asset Ratio (X2)
· Debt to Equity Ratio (X3)
· Total Asset Turnover (X4)
· Net Profit Margin (X5)
· Return on Investment (X6)
3.4 Populasi dan Sampel
1. Populasi
merupakan keseluruhan dari objek dalam penelitian. Dalam penelitian ini, populasi yang dimaksud yaitu perusahaan telekomunikasi di Indonesia yang go public (terdaftar di BEI).
2. Sampel
Sampel merupakan bagian dari populasi yang dijadikan objek untuk diteliti lebih lanjut. Sampel dari penelitian ini, yaitu:
1) PT XL Axiata Tbk
2) PT Indosat Tbk
3) PT Bakrie Telecom Tbk
4) PT Telekomunikasi Indonesia Tbk
Metode pengambilan sampel yang penulis gunakan adalahpurposive sampling, dengan pertimbangan adanya kesamaan dalam kelengkapan data yang dibutuhkan penulis yaitu periode laporan keuangan triwulan 5 tahun terakhir ini (2007 s/d 2011).
3.5 Definisi Operasional Variabel
Penilaian sehat atau tidaknya suatu perusahaan biasanya dilihat dari kinerja perusahaan yang dapat diketahui lewat analisis laporan keuangan.
Variabel-variabel yang diteliti diantaranya:
1. Variabel Dependen (Y)
Merupakan variabel yang nilainya dipengaruhi oleh variabel independen (X). Variabel dependen pada penelitian ini diukur oleh Return On Assets (ROA). ROA merupakan ukuran tingkat profitabilitas ditinjau dari jumlah asset yang dimiliki. Indikatornya adalah semakin tinggi rasio tersebut maka semakin baik.
2. Variabel Independen (X)
Merupakan variabel yang mempengaruhi variabel dependen (Y). Variabel independen yang dipergunakan dalam penelitian ini diantaranya:
a) Current Asset (X1)
Variabel independen ini adalah bagian dari rasio likuiditas. CR merupakan rasio yang mengukur kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya dengan menggunakan aktiva lancar.
b) Debt to Asset Ratio (X2)
Variabel independen ini adalah bagian dari rasio solvabilitas. DAR merupakan rasio yang mengukur persentase total harta yang disediakan untuk kreditor.
c) Debt to Equity Ratio (X3)
Variabel independen ini adalah bagian dari rasio solvabilitas. DER merupakan rasio yang mengukur persentase total ekuitas yang disediakan untuk kreditor.
d) Total Asset Turnover (X4)
Variabel independen ini adalah bagian dari rasio aktivitas. TAT merupakan rasio antara jumlah aktiva yang digunakan dengan jumlah penjualan yang diperoleh selama periode tertentu.
e) Net Profit Margin (X5)
Variabel independen ini adalah bagian dari rasio profitabilitas. NPM merupakan rasio yang mengukur laba bersih yang dihasilkan dari setiap nilai penjualan.
f) Return on Investment (X6)
Variabel independen ini adalah bagian dari rasio profitabilitas. ROI merupakan rasio yang mengukur kemampuan perusahaan dari aktiva yang dimiliki untuk menghasilkan laba.
Berdasarkan penjelasan di atas, dapat diringkas dalam tabel berikut:
3.6 Teknik Analisis Data
Setelah data yang diperlukan terkumpul, maka langkah selanjutnya yaitu melakukan penganalisaan terhadap data. Sesuai dengan tujuan penelitian yaitu untuk mengetahui hubungan dan pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen, maka berikut analisis data yang dilakukan bertujuan untuk mengkaji kebenaran hipotesis bersama penjelasannya:
3.6.1 Analisis Uji Asumsi Klasik
Sebelum dilakukannya analisis regresi berganda, diperlukan terlebih dahulu melakukan uji asumsi klasik, yaitu sebagai berikut:
1. Uji Multikolinieritas
Uji ini dilakukan untuk menguji apakah pada model regresi ada korelasi antar variabel independen. Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi antar variabel independen. Jika terjadi korelasi berarti terdapat problem multikolinieritas. Pengujian ada tidaknya gejala multikolinearitas dilakukan dengan memperhatikan nilai matriks kolerasi yang dihasilkan pada saat pengolahan data serta nilai VIF (Variance Inflation Factor) dan Tolerance-nya. Apabila nilai matriks korelasi tidak ada yang lebih besar dari 0,5 maka dapat dikatakan data yang akan dianalisis terlepas dari gejala multikolinearitas. Kemudian apabila nilai VIF berada dibawah 10 dan nilai tolerance mendekati 1, maka diambil kesimpulan bahwa model regresi tersebut tidak terdapat problem multikolineritas (Imam Gozali, 2001).
2. Uji Autokorelasi
Menurut Sutanto (2001) suatu keadaan dimana masing-masing nilai Y bebas satu sama lain. Jadi nilai dari tiap-tiap individu saling berdiri sendiri. Tidak diperbolehkan nilai observasi yang berbeda yang diukur dari satu individu diukur dua kali. Untuk mengetahui asumsi ini dilakukan dengan cara uji Durbin-Watson dengan ketentuan sbb:
· Bila nilai durbin antara -2 s.d. +2 berarti asumsi independensi terpenuhi atau tidak terjadi autokorelasi.
· Bila nilai durbin dibawah -2 dan diatas. +2 berarti asumsi independensi tidak terpenuhi atau terjadi autokorelasi.
(Untuk menentukan uji ini dapat dilihat pada output regresi linear ganda tabel Model Summary kolom Durbin-Watson)
3.6.2 Analisis regresi berganda
Berdasarkan permasalahan dan hipotesis yang telah disajikan, maka teknik analisa yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
y = a + b1x1 + b2x2 + b3x3 + b4x4 + b5x5 + b6x6 + e
ket : y = Variabel terikat
a = Konstata
b1....b4 = Koefisien regresi X1…..X6
X1 = Current Ratio
X2 = Total Debt to Total Asset Ratio
X3 = Total Debt to Equity Ratio
X4 = Total Asset Turnover
X5 = Net Profit Margin
X6 = Rate of Return on Investment
Y = Return on Asset
Dari hasil pengolahan data dengan program SPSS akan dilakukan analisis secara diskriptif dan pembuktian hipotesis.
3.6.3 Uji Hipotesis (Uji F dan Uji t)
a. Uji serempak (Uji F)
Untuk menguji kebenaran hipotesis pertama digunakan uji F yaitu untuk menguji keberartian regresi secara keseluruhan dengan rumus hipotesis sebagai berikut:
H0 : b1 = b2 = b3 = b4 = b5 = b6 = 0
Ha : bi = minimal satu koefisien ¹ 0
Pengujian dengan uji F variansnya adalah dengan membandingkan Fhitung (Fh) dengan Ftabel (Ft) pada α = 0,05 apabila hasil perhitungannya menunjukkan:
1) Fh ≥ Ft, maka H0 ditolak dan Ha diterima
Artinya variasi dari model regresi berhasil menerangkan variasi variabel bebas secara keseluruhan, sejauh mana pengaruhnya terhadap variabel tidak bebas (variabel terikat).
2) Fh < Ft, maka H0 diterima dan Ha ditolak
Artinya variasi dari model regresi tidak berhasil menerangkan variasi variabel bebas secara keseluruhan, sejauh mana pengaruhnya terhadap variabel tidak bebas (variabel terikat).
b. Uji Parsial (Uji t)
Untuk menguji kebenaran hipotesis kedua, langkah oertama yang dilakukan adalah menentukan koefisien regresi (bi) yang paling besar, selanjutnya dilakuakukan pengujian secara parsial melalui uji t. Adapun rumusan hipotesis dengan menggunakan uji t yaitu sebagai berikut:
H0 : b1 = b2 = b3 = b4 = b5 = b6 = 0
Ha : bi ¹ 0
Pengujian dilakukan melalui uji t dengan membandingkan thitung(th) dengan t tabel (tt) pada a 0,05. Apabila hasil perhitungan menunjukkan:
1) th ≥ tt maka H0 ditolak dan Ha diterima
Artinya variasi variabel bebas dapat menerangkan variabel variabel terikat dan terdapat pengaruh diantara kedua variabel yang diuji.
2) th < tt maka H0 diterima dan Ha ditolak
Artinya variasi variabel bebas tidak dapat menerangkan variabel terikat dan terdapat pengaruh antara dua variabel yang diuji.
Pengujian dapat dilakukan juga dengan melihat dari nilai signifikannya, yaitu:
Ø Jika nilai signifikan / P-Value > 0,05 ; maka Ho diterima
Ø Jika nilai signifikan / P-Value < 0,05 ; maka Ho ditolak
3.6.4 Analisis Uji Korelasi dan koefisien determinasi
Uji korelasi merupakan suatu metode pengujian yang digunakan untuk mengetahui hubungan antara dua variabel yang datanya kuantitatif. Selain dapat mengetahui derajat keeratan hubungan korelasi juga dapat digunakan untuk mengetahui arah hubungan dua variabel numerik, misalnya apakah hubungan berat badan dan tinggi badan mempunyai derajat yang kuat atau lemah dan juga apakah kedua variabel tersebut berpola positif atau negatif. (Armaidi, 2010)
Menurut Sugiyono (2007) pedoman untuk memberikan interpretasi koefisien korelasi sebagai berikut :
1. 0,00 – 0,199 = sangat rendah
2. 0,20 – 0,399 = rendah
3. 0,40 – 0,599 = sedang
4. 0,60 – 0,799 = kuat
5. 0,80 – 1,000 = sangat kuat
Koefisien determinasi adalah proporsi keragaman atau variansi total nilai peubah Y yang dapat dijelaskan oleh nilai peubah X melalui hubungan linier. (Draper, 1992). Koefisien determinasi dilambangkan dengan R2. Nilai ini menyatakan proporsi variasi keseluruhan dalam nilai variabel dependen yang dapat diterangkan atau diakibatkan oleh hubungan linier dengan nilai variabel independen, selain itu diterangkan oleh peubah yang lain (galat atau peubah lainnya).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar